Anak-anak, saudara-saudara, dan ibu-bapak kami kini kehilangan tempat tinggal, makanan pun belum terlihat didepan mata kami, air bersihpun juga belum terlihat sebagai penyambut hidup kami untuk sementara. Kami tidak tahu lagi harus kemana? Banjir yang masih mengelilingi kami hingga malam hari, listrik pun mati total, jaringan komunikasi juga tidak bisa lagi terhubung, ruas jalan pun tidak lagi bisa terlihat, banjir terus naik hingga 2-3 meter. Rumah-rumah hanya bisa kelihatan atapnya saja, semuanya panik memikirkan senak saudaranya yang berbeda tempat tinggal, seolah tidak ada lagi jalan keluar dari kebuntuan banjir yang mengelilingi kami, lagi dan lagi kami hanya bisa meneteskan air mata melihat rumah-rumah kami di seret banjir yang begitu dahsyat besarnya sepanjang sejarah rakyat Bima.
Kota Bima memiliki IKON yaitu KOTA TEPIAN AIR, tapi kini Bima sudah dibawah oleh air (banjir), mungkin kali ini air belum bersahabat dengan Kota Bima, mungkin juga air (banjir) ini adalah bentuk ujian dari Sang Maha Pencipta. Mudah-mudahan dibalik ujian dan bencana ini Allah memiliki rencana lain, mudah-mudahan suatu saat air (banjir) ini memang betul-betul kita harapkan akan bersahabat dengan Bima seperti IKON nya Bima “Bima Kota Tepian Air”.
Bima memiliki masyarakat yang maju dalam pendidikan, sehingga tidak sedikit masyarakat Bima yang sedang menuntut ilmu di berbagai daerah, ada yang sedang menuntut ilmu di Jogja, Jakarta, Bandung, Semarang, Solo, Surabaya, Makassar, Mataram dan di daerah yang lain, mahasiswa Bima yang ada di Jogja pun sebagiannya panik ketika mendengar informasi bahwa Bima sedang dilanda banjir bandang, termasuk saya, orang tua ku dan keluarga besar ku bertempat tinggal (menetap) di Kota Bima yang memang pusatnya meluapnya banjir, apalagi ditambah listrik mati total dan jaringan tidak bisa terhubung untuk membuka sedikit informasi mengenai keadaan yang ada di Bima. Teman-teman ku juga bernasib sama dengan saya, juga tidak bisa sedikit bertanya tentang keadaan keluarga di Bima, sampai pada detik ini (Jam 1.09. / 22 Desember 2016). Entah bagaimana nasib keluarga kami saat ini di Bima? Kami hanya bisa berdo’a kepada Sang Penjaga Langit untuk keselamatan keluarga kami di Bima.
Kami berharap kepada pemerintah pusat supaya bisa mengambil langkah cepat untuk membicarakan dan membantu masyarakat Bima yang sedang dilanda banjir yang super dahsyat ini, mengingat banyak yang dibutuhkan oleh masyarakat Bima untuk keluar dari tragedi banjir ini. Kami meminta juga dengan segala hormat kepada Bapak Presiden RI “Ir. Jokowidodo” untuk langsung turun kelapangan supaya melihat dan mendengarkan secara langsung apa yang ingin di sampaikan oleh rakyat nya (Bima), diharapkan dengan turun langsungnya Bapak Presiden di lokasi untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat Bima mengingat Psikologis masyarakat Bima saat ini masih tergoncang pasca banjir bandang.
SEKIAN dan TERIMAKASIH…!!!
#PrayForBimaNTB
#SaveBimaNTB
“BIMA KU BIMA MU dan BIMA KITA SEMUA”
Oleh : Andri Ardiansyah
Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta / Pusat Studi Mahasiswa Pascasarjana (PUSMAJA) Mbojo-Yogyakarta
================================================================
Bantuan / Donasi Untuk Banjir Bandang Bima, bisa dikirimkan melalui Rekening Bank :
Mandiri : 1370011901127
BNI : 0306199928
BRI : 024501006489531
BCA : 0372703341
An. Khairul Sani
Konfirmasi pengiriman via Rekening, kirim bukti transfer ke WA 085239638565 / 081229987901 (Nia / Bendahara)
Contact Centre:
- 082134461871 (Munazar)
- 081214135277 (Arif Rahman)
- 082300061947 (Agus Salim)
Lembaga Penanggungjawab:
KELUARGA PELAJAR MAHASISWA (KEPMA) BIMA-YOGYAKARTA
0 komentar:
Posting Komentar