Andri Ardiansyah, S.Pd.I. |
Tanah Wera memang sudah mulai dikenal oleh kebanyakan masyarakat Bima baik dari segi keindahan pariwisata, pemandangan daratannya, maupun keindahan lautnya, sebut saja Wera memiliki pantai-pantai yang indah dan segar dipandang mata, juga tentunya sejuk di dalam hati ketika merenungkan keindahannya, mulai dari pantai Nangawera (Banta ra Ntundu lao di na kae. hehehe) hingga pantai Oi Caba (Air Tawar) atau biasa dikenal oleh masyarakat luas yaitu Pulau Ular. Sepanjang pantai Nangawera ini, biasanya orang-orang yang dari Wera mau ke Kota Bima atau sebaliknya, mereka menyempatkan diri untuk singgah dulu di pantai tersebut, sekedar untuk menghilangkan rasa lelah karena menuju perjalanan panjang mengingat perjalanan dari Wera ke Kota Bima cukup menguras tenaga dan menghabiskan waktu sekitar 1-2 jam perjalanan.
Di pantai-pantai ini juga kebanyakan masyarakat dari Kota Bima atau masyarakat dari kecamatan-kecamatan lain yang berdekatan dengan Kota Bima akan menghabiskan waktu liburannya. Jika memauki waktu libur seperti waktu pasca selesainya Iedul Fitri dan Iedul Adha, mereka biasanya berdatangan dengan mengendarai mobil maupun motor, dan tentunya mereka membawa anak-anak mereka sehingga bisa terlihat jelas para wisatawan ini meramaikan sepanjang pantai-pantai Nangawera tersebut.
Uniknya pantai-pantai di Wera ini tidak jauh dari jalan raya, pantai ini persis berada di samping jalan poros Wera-Kota Bima, sehingga orang yang melewatinya bisa leluasa melihat keindahanya baik di pagi hari maupun di sore hari, karena sejauh mata memandang laut Wera terlihat jernih nan indah, seolah kita tidak akan beranjak pergi ketika kita melihat keindahan wisata di tanah Wera ini. Dari sekitar pantai Wera juga kita bisa melihat Gunung Sangiang yang super besar dan cantik, kebanyakan para pengunjung dari luar Wera ingin sekali menginjakkan kakinya di Gunung Sangiang, sekedar melihat keindahannya, dan memang yang sangat besar dari mereka adalah mengobati rasa penasaran mereka selama ini, karena tidak semua masyarakat Bima pernah menginjakan kakinya di tempat ini (Gunung Sangiang).
Masyarakat Bima belum begitu banyak tahu tentang Gunung Sangiang, cerita-cerita yang biasa didengar oleh masyarakat Bima adalah tentang Api Sangiang (Afi Sangia), yang mana Api ini konon katanya bisa membakar rumah orang ketika orang tersebut berniat jahat kepada orang sangiang, dan cerita ini ada beberapa orang yang dari luar Wera pernah mengalaminya dan memang terbukti rumahnya terbakar lantaran orang tersebut berbuat jahat kepada salah satu masyarakat Sanginag di waktu itu. Cerita ini masih melekat pada benak masyarakat Bima. Sangiang banyak meninggalkan cerita dan sejarah edukatif yang bisa kita ambil sebagai pembelajaran, oleh karena itu banyak para pengunjung yang datang ke tempat ini menggali dan mempelajari sejarah makrokosmos dan mikrokosmosnya yang ada di Gunung Sangiang.
Pulau Ular Wera, Bima, NTB. Foto: blog wowwunik. |
dan satu-satunya Pulau Ular yang ular-ularnya tidak berbisa yaitu ada di tanah Wera. Indonesia memang dijuluki Negara kepulauan, sehingga tidak heran bagi kita melihat pulau-pulau yang berjejeran dari Sabang sampai Merauke, Pulau-pulau memang banyak di negeri ini tapi cuma ada satu yang dijuluki Pulau Ular yaitu ada di tanah Wera, bahkan Pulau Ular ini cuma satu-satunya ada di dunia yang ular-ularnya jinak dan tidak berbisa, unik bukan?.
Catatan:
Saya perkenalkan Tanah kelahiranku kepadamu wahai Dunia, Tanah itu bernama Sangiang Wera, tanah dimana kami di lahirkan dan dibesarkan, tanah dimana kami di didik menjadi manusai-manusia tangguh menghadapi suka dan dukanya kehidupan, tanah dimana kami di ajarkan untuk mencintai Wera, dan tanah dimana nanti kami akan dikuburkan bersama kenangan-kenangan manis yang telah diberikan oleh Wera.
Untuk mu wahai pemuda Bima dan lebih Khususnya Wera, mari kita bergandengan tangan untuk menjaga tanah kita, menjaga Bima dan Wera demi masadepan Wera kedepannya. Kita sudah memiliki segalanya, semua orang melirik ke tanah kita sebagai kiblat keindahan wisata, maka pupuklah alam kita demi masa depan Wera yang Berjaya.
Salam hormatku buatmu kawanku dimanapun kalian berada, dan salam hormatku bagi siapa saja yang membaca tulisan ku ini.
Penulis: Andri Ardiansyah, S.Pd.I.
Sang Putra Sangiang Wera / Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta / Anggota Pusat Studi Mahasiswa Pascasarjana (PUSMAJA) Mbojo-Yogyakarta.
Mantap Bang
BalasHapusMantap Bang
BalasHapus