Home » , » Pintar dan Cerdas Otak Saja tidak Cukup tanpa Moralitas (Agama)

Pintar dan Cerdas Otak Saja tidak Cukup tanpa Moralitas (Agama)

Andri Ardiansyah, S.Pd.I.
www.pusmajambojojogja.or.id – Menghadapi kehidupan masa depan yang penuh tantangan bangsa Indonesia sangat memerlukan anak-anak muda yang cerdas dan pintar. Sebenarnya cerdas dan pintar saja tidak cukup, tetapi juga harus memiliki keimanan dan ketakwaan. Apalah artinya kepandaian apabila akhlaknya bobrok, banyak kasus yang menunjukan Intelegence Quotient (IQ) yang tinggi tidak selalu identik dengan akhlak yang baik. Dengan demikian, harus ada keseimbangan antara kecerdasan otak dengan kecerdasan moral yang bersumber pada ajaran Islam.

Seperti berulang-ulang yang telah kita ketahui bahwa anak-anak Indonesia adalah calon generasi penerus. Pada masa depan mereka diharapkan menjadi manusia-manusia yang bisa mengelola negeri ini secara cerdar dan berakhlak. Sehubungan dengan hal itu, kiranya akan lebih baik kalau sejak dini kita memperhatikan secara sungguh-sungguh kualitas pendidikan mereka. Pendidikan yang baik seharusnya tidak saja mementingkan sisi kecerdasan otak, yakni pendidikan yang hanya mementingkan suksesnya transfer ilmu pengetahuan tanpa mempertimbangkan sisi akhlaknya juga.

Misi pendidikan yang hanya mementingkan sisi pendidikan otak belaka harus diubah dan dipadukan dengan pendidikan akhlak. Tujuannya agar anak-anak Indonesia selain memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi sekaligus berakhlak mulia. Bukan sebaliknya, yakni generasi yang pandai dan cerdas, tetapi bermoral bejat. Dengan menciptakan anak-anak Indonesia yang cerdas sekaligus berakhlak mulia diharapkan masa depan bangsa Indonesia menjadi bersianar kembali. Orang yang cerdas dan berakhlak mulia niscaya akan tidak gentar menghadapi berbagai tantangan kehidupan.

John Naisbitt (filosof barat) mengatakan bahwa milenium ketiga merupakan era kebangkitan nilai-nilai spiritual yang universal yang terkandung dalam agama-agama akan menjadi salah satu alternatif ketika menghadapi era jungkir balik nilai-nilai.

Hanya dengan berbekal ilmu pengetahuan dan nilai-nilai spiritual itulah manusia masa kini bisa selamat dalam memasuki pergaulan dengan ummat manusia dari segala penjuru negeri. Dengan berbekal nilai-nilai spiritual niscaya bisa menghantarkan kita dalam pergaulan masyarakat dengan rasa aman, tentram dan damai. Nilai-nilai spiritualitas itu akan menjadi filter yang cukup ampuh dalam menghadapi berbagai pengaruh negatif dari sistem nilai yang tidak sesuai dengan identitas kita sebagai manusia Indonesia yang menjujung tinggi nilai-nilai agama dan nilai-nilai kemanusiaan.

Krisis ekonomi yang berkepanjangan yang terjadi di negeri ini terutama di akibatkan oleh terjadinya krisis moral dalam mengelola perekonomian, kehidupan politik, pendidikan, hukum, dan lain-lain. Akibatnya korupsi, tindak kekerasan, penyelewengan hukum, jual beli kekuasaan di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), kenakalan remaja, permusuhan antar kelompok masyarakat terjadi di beberapa tempat. Seandainya setiap induvidu memiliki bekal keimanan dan ketakwaan yang tinggi niscaya berbagai bentuk penyelewengan itu tidak terjadi. Orang yang sadar dirinya sebagai hamba yang patuh kepada Robb-nya, secara konsekuensi pasti akan takut melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang Agama.

Catatan bagi kita, menurut pengamatan sederhana dari penulis, bahwa moralitas generasi bangsa ini sudah mulai redup, maka sudah seharusnya kita sebagai generasi bangsa ini bertanggungjawab untuk memperbaikinya. Bung Hatta pernah berkata bahwa Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) oleh pemimpin bangsa ini sudah terjadi sepanjang bangsa ini berdiri. Maka semua bentuk patologi (penyakit) sosial sebagai moralitas yang ambruk yang melanda para pejabat negeri ini harus di perbaiki secara baik, sehingga moral bangsa ini di hargai oleh rakyatnya dan lebih-lebih di hargai oleh Rakyat dunia.


Penulis: Andri Ardiansyah, S.Pd.I.
Pusat Studi Mahasiswa Pascasarjana (PUSMAJA) Mbojo-Yogyakarta

0 komentar:

Posting Komentar