PUSMAJA Mbojo-Yogyakarta Hadirkan Senator Senayan

M. Jamil, S.H. saat menyampaikan sambutan.
Yogyakarta, PewartaNews.com – Pengurus Pusat Studi Mahasiswa Pascasarjana (PUSMAJA) Mbojo-Yogyakarta Periode 2015-2017 hadirkan senator senayan dalam agenda Dialog Publik yang diselenggarakan pada Hari Sabtu, 27 Februari 2016 jam 13.00-selesai di aula kantor Dewan Pimpinan Daerah Republik Indonesia Republik Indonesia (DPD RI) perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tema yang diangkat dalam Dialog Publik tersebut yakni “Peran DPD RI dalam Medorong Pembangunan Daerah dan Mewujudkan Smartcity Bima untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat”, dengan menghadirkan pemateri yang berkompeten didalamnya yakni, pemateri pertama disampaikan oleh senator senayan Prof. Dr. Forouk Muhammad, S.H. (Wakil Ketua DPD RI Periode 2014-2019). Pemateri kedua yakni saudara Muhammad Aditia AN. Salam, ST., MBA (Prisiden Derektur PT. Gama Techno Indonesia). Kedua pemateri tersebut didampingi seorang moderator Firman, S.E., MPH. (Kandidat Doktor di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada).

M. Jamil, S.H. mengatakan sudah begitu lama para mahasiswa Mbojo tidak bernostalgia dengan kehadiran tokoh nasional Prof. Dr. Farouk Muhammad, S.H. di Yogyakarta, dengan adanya acara yang diselenggarakan Pusat Studi Mahasiswa Pascasarjana (PUSMAJA) Mbojo-Yogyakarta melalui dukungan sesepuh Mbojo Yogyakarta ini, perlu dimanfaatkan dengan baik. “saya ucapkan selamat datang kepada ayahanda Prof. Farouk Muhammad, S.H. di kota gudek Yogyakarta, semoga dengan kehadiraanya saat ini menjadi wadah untuk berdiskusi panjang lebar terkait persoalan Mbojo saat ini,” ucap M. Jamil, S.H. pada 27 Februari 2016 di disela-sela acara berlangsung.

Lebih lanjut ketua umum Pusat Studi Mahasiswa Pascasarjana (PUSMAJA) Mbojo-Yogyakarta M. Jamil, S.H. mengatakan bahwasannya masyarakat Indonesia dewasa ini sudah sangat melek terhadap informasi, dengan perkembangan yang sedemikian cepat tersebut, pemerintah Mbojo, baik di Bima maupun Dompu perlu sigap menerimanya. “Oleh karenanya, hadirnya smartcity sangat perlu disambut baik oleh pemerintah Mbojo,” cetusnya.

Menarik jadi sorotan dalam pertemuan siang menjelang sore sabtu lalu, salah satu diantaranya adalah adanya pertanyaan salahsatu peserta diskusi terkait keterlibatan Prof. Dr. Farouk Muhammad, S.H. untuk memperjuangkan proses terbentuknya Provinsi Pulau Sumbawa (PPS). Sang senator dari Nusa Tenggara Barat tersebut menceritakan bahwasannya ia sangat mendukung terbentuknya PPS, ia juga pasang badan memperjuangkan PPS. “PPS terus diperjuangkan, dan masih dalam progress,” ucapnya.

Lebih lanjut Farouk Muhammad mengatakan, hadirnya lembaga perwakilan daerah penting untuk menengahi/mengimbangi kebijakan anggaran dan  pembangunan yang memihak pada daerah-daerah padat penduduk karena lebih banyak diwakili anggota DPR sebagai satu-satunya pemegang kekuasaan penentu anggaran. Kedua, ukuran kinerja dan prestasi lembaga perwakilan daerah tidak bisa dilihat (hanya) dari pemberitaan media, tapi pada peran dan kiprahnya dalam menjaga keseimbangan antarwilayah agar tidak terjadi ketimpangan pembangunan dan kemajuan.

Selain itu, lanjutnya Farouk, penataan sistem ketatanegaraan melalui perubahan kelima UUD 1945 adalah keniscayaan agar lembaga perwakilan daerah memiliki kewenangan yang lebih jelas dan kuat berdampingan dengan lembaga perwakilan rakyat agar sistem checks and balances antarkamar parlemen berjalan efektif bagi kepentingan nasional. Terlebih lagi terdapat Keputusan MPR RI Masa Jabatan 2009-2014 yang merekomendasikan, antara lain, penguatan MPR termasuk DPD. Nah sekarang akan diuji apakah partai politik yang wakil-wakilnya di MPR telah menyetujui rekomendasi tersebut akan meng”khianat”i keputusan tersebut atau secara “gentleman” tetap mendukung penguatan DPD.

Muhammad Aditia AN. Salam mengatakan bahwasannya smartcity merupakan istilah yang artinya “kota cerdas” yang mulai dibicarakan oleh masyarakat terutama di negara-negara besar. Smartcity tidak harus dibangun oleh pemerintah melainkan bisa juga dilakukan masyarakat biasa. Karena masyarakat cerdas merupakan tanggunjawab dari semua elemen yang ada. Pertumbuhan manusia yang begitu cepat mau tidak mau harus dipikirikan konsep dalam pengelolaan kota ditengah kemajuan teknologi informasi yang begitu cepat progresnya. Sehingga wacana kota cerdas atau smartcity itu menjadi topik yang sangat hangat. Pemanfaatan teknologi informasi adalah merupakan salah opsi yang harus digunakan dalam menghubungkan keberlangsung masyarakat dengan segala aktifitasnya. Sehingga teknologi bisa bernilia positif dan bukan justru berdampak negatif dalam kehidupan masyarakat. Keberadaan internet sebagai penyidia jasa informasi dengan pemanfaatan teknologi semakin gencar dibicarakan. Komponen utama penggunaan dalam membangun smartcity yakni pertama, smaart governance (pemerintahan cerdas), smart economy (ekonomi cerdas), smart mobility, smart living, smart environment, smart people. Penerapan konsep smarcity bisa saja dilakukan di Bima mengingat potensi masyarakat Bima yang hampir semua sekolah dan cepat beradaptasi dengan teknologi dan informasi. Tidak hanya bandung, surabaya, jakarta, besar harapannya untuk berkontribusi dan mendukung Bima sebagai bagian dari daerah yang akan merancang dan menerapkan smartcity. “Semoga direspon dengan baik oleh pemerintah daerah sebagai pengambil kebijakan,” bebernya.

Peserta sangat antusias dalam dialog tersebut, terbukti dengan adanya interaksi yang intens antara para peserta dan pemateri. Acara dihadiri oleh 160 peserta yang terdiri dari S1, S2 dan S3 yang berasal dari mayoritas mahasiswa Mbojo yang berada di Yogyakarta, selain mahasiswa Mbojo dihadiri juga oleh mahasiswa Lombok, dan luar NTB.

Turut hadir dalam acara tersebut, Drs. H. A. Hafidh Asrom, M.M. anggota DPD RI perwakilan DIY, Ketua KEPMA Bima-Yogyakarta Arif Rahman. Selain itu, hadir sesepuh Mbojo Yogyakarta yang merupakan orang-orang Hebat dari berbagai Profesi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Diantaranya, Bukhari, S.T., dr. Sitti Noor Zaenab, M.Kes., dr. Sitti Aisyah Sahidu, SU., M.Kes., Dra. Siti Alfajar, M.Si., Prof. A Salam, dr. Muchdar, Dr. Mujib, dan lain sebagainya. [MJ / PewartaNews]

PUSMAJA Mbojo-Yogyakarta Gelar Dialog Publik

Prof. Farouk saat menyampaikan materi.
 Tema: 
“Peran DPD RI dalam Medorong Pembangunan Daerah dan Mewujudkan Smartcity Bima Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat”

Pembicara : 
- Prof. Dr. Forouk Muhammad, S.H. (Wakil Ketua DPD RI Periode 2014-2019)
- Muhammad Aditia AN. Salam.,ST.,MBA (Prisiden Derektur PT. Gama Techno Indonesia)

Moderator: 
- Firman, S.E., MPH. (Kandidat Doktor di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada)

Waktu/Tempat: 
- Sabtu, 27 Februari 2016 (Aula Kantor DPD RI perwakilan DIY )

Pengisi Acara : 
- Dimeriahkan juga dengan tampilan band Kapaju Monca.

Peserta :
- Hadir juga dalam acara tersebut, Drs. H. A. Hafidh Asrom, M.M. anggota DPD RI perwakilan DIY, selain itu, hadir juga para sesepuh Mbojo Yogyakarta yakni, dr. Sitti Noor Zaenab, M.Kes., dr. Sitti Aisyah Sahidu, SU., M.Kes., Dra. Siti Alfajar, M.Si., dan lain sebagainya.

- Dihadiri oleh 160 peserta yang terdiri dari S1, S2 dan S3 yang berasal dari mayoritas mahasiswa Mbojo yang berada di Yogyakarta, selain mahasiswa mbojo dihadiri juga oleh mahasiswa Lombok, dan luar NTB.


Isi Dialog :
1. Muhammad Aditia AN. Salam, ST.,M.BA (Materi yang disampaikan “Mewujudkan Smartcity Bima Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Bima”)

- Smartcity merupakan istilah yang artinya “kota cerdas” yang mulai dibicarakan oleh masyarakat terutama di negara-negara besar. Smartcity tidak harus dibangun oleh pemerintah melainkan bisa juga dilakukan masyarakat biasa. Karena masyarakat cerdas merupakan tanggunjawab dari semua elemen yang ada. Pertumbuhan manusia yang begitu cepat mau tidak mau harus dipikirikan konsep dalam pengelolaan kota ditengah kemajuan teknologi informasi yang begitu cepat progresnya. Sehingga wacana kota cerdas atau smartcity itu menjadi topik yang sangat hangat. Pemanfaatan teknologi informasi adalah merupakan salah opsi yang harus digunakan dalam menghubungkan keberlangsung masyarakat dengan segala aktifitasnya. Sehingga teknologi bisa bernilia positif dan bukan justru berdampak negatif dalam kehidupan masyarakat. Keberadaan internet sebagai penyidia jasa informasi dengan pemanfaatan teknologi semakin gencar dibicarakan. Komponen utama penggunaan dalam membangun smartcity yakni pertama, smaart governance (pemerintahan cerdas), smart economy (ekonomi cerdas), smart mobility, smart living, smart environment, smart people. Penerapan konsep smarcity bisa saja dilakukan di Bima mengingat potensi masyarakat Bima yang hampir semua sekolah dan cepat beradaptasi dengan teknologi dan informasi.


2. Prof. Dr. Farouk Muhammad (Materi yang disampaikan “Peran DPD RI Dalam Medorong Pembangunan Daerah”)

- Prof. Dr. Farouk memberikan Pembahasan tentang perlunya penyempurnaan sistem ketatanegaraan yang lebih kuat dan efektif. Salah satu fokus bahasan yang sering mengemuka adalah tentang penataan sistem parlemen (perwakilan) yang representatif bagi Indonesia. Disinilah, antara lain, kita meletakkan diskursus apakah dewan perwakilan daerah (DPD) yang perlu dipertahankan keberadaannya ataukah sistem ketatanegaraan yang berlaku sekarang ini yang perlu di pertanyakan efektivitasnya.

- Harus diakui, tidak sedikit ragu dan tanya tentang peran DPD selama ini. Menyandang status sebagai lembaga perwakilan, kenyataannya masyarakat lebih mengenal DPR daripada DPD. Ingar-bingar pemberitaan media atas DPD juga tidak semasif pemberitaan atas DPR. Persoalannya sebagian besar publik dan elit politik melihat kinerja dari pemberitaan media, padahal berita yang banyak di media belum tentu dan tidak serta merta menunjukkan prestasi. Dalam dunia media dikenal istilah “bad news is good news”, bisa jadi DPD tidak di liput media karena kurang atau tidak ada “bad news”.

- Gagasan pembubaran lembaga perwakilan daerah (perwakilan wilayah-apapun nama lembaganya) menjadi tidak tepat dan tidak sejalan dengan sejarah dan kondisi negara kita.
Gagasan ini terkesan mengkhianati para pendiri bangsa yang berjuang untuk wilayahnya lalu bersatu dalam NKRI. Dari sini kita dapat menyimpulkan sebagai berikut: pertama, hadirnya lembaga perwakilan daerah penting untuk menengahi/ mengimbangi kebijakan anggaran dan pembangunan yang memihak pada daerah-daerah padat penduduk karena lebih banyak diwakili anggota DPR sebagai satu-satunya pemegang kekuasaan penentu anggaran. Kedua, ukuran kinerja dan prestasi lembaga perwakilan daerah tidak bisa di lihat (hanya) dari pemberitaan media, tapi pada peran dan kiprahnya dalam menjaga keseimbangan antar wilayah agar tidak terjadi ketimpangan pembangunan dan kemajuan. Ketiga, penataan sistem ketatanegaraan melalui perubahan UUD 1945 adalah keniscayaan agar lembaga perwakilan daerah kemenangan yang lebih jelas dan kuat berdampingan dengan lembaga perwakilan rakyat agar sistem di checks and balances antarkamar parlemen berjalan efektif bagi kepentingan nasional.’ Terlebih lagi terdapat keputusan MPR RI masa jabatan 2009-2014 yang merekomendasikan, antara lain, penguatan MPR termasuk DPD. Nah sekarang akan di uji apakah partai politik yang wakil-wakilnya di MPR telah menyetujui rekomendasi tersebiut akan meng“khianat”i keputusan tersebut atau secara “gentleman” tetap mendukung penguatan DPD. Mari kita segenap rakyat Indonesia menunggu “APA KATA MEREKA”.


3. Masukan PUSMAJA Mbojo-Yogyakarta
a. Potensi Mahasiswa Mbojo di Yogyakarta
- Jumlah mahasiswa asal Mbojo yang kuliah di Yogyakarta kurang lebih 1000 orang, termasuk di dalamnya mahasiswa pascasarjana (S2 dan S3) sekitar 100 orang. Artinya bahwa di Yogyakarta kita memiliki Sumber Daya Manusia asal Mbojo yang cukup banyak.

- Potensi sumber daya manusia terdidik asal dana Mbojo di Yogyakarta secara kuantitaf maupun kualitas sangat banyak. Kalau dilihat dalam kacamata sejarah mahasiswa yang sekolah di Yogyakarta tiap tahunnya semakin meningkat. Artinya kesadaran untuk keilmuan itu semakin meningkat juga di dana Mbojo. Tapi pertanyaan kritisnya adalah, dana Mbojo dengan segudang sumber daya manusia terdidiknya akan tetapi berbanding terbalik dengan kondisi dana Mbojo saat ini mendapatkan predikat daerah yang masuk dalam zona merah (konflik dan radikalisme).

- PUSMAJA dalam periode ini kami fokuskan pada kajian dan riset tentang pengembangankan dana Mbojo baik pada sisi sumber daya alam, kearifakan lokal, pembedayaan masyarakat dan pengembangan ekonomi kratif, melalui pendekatan Interdisiplin keilmuan. Karena mahasiswa pascarajana (S2 dan S3) asal Mbojo di Yogyakarta tersebar hampir merata pada setiap disiplin keilmuan (terutama kesehatan, pendidikan, ekonomi, agama, teknik, termasuk seni dan kebudayaan).

b. Masukan PUSMAJA
- Pemerintah daerah sampai saat ini tidak membuat satu gren disian terhadap hal ini, yakni analisis kebutuhan sumber daya manusia di dana Mbojo. Sehingga yang terjadi,  sarjana-sarjana yang ada terkonsentrasi pada (pendidikan dan kesehatan) sehingga tingkat penganguran saat ini sangat tinggi.

- Kami di pascasarjana mengalami kesulitan ketika ingin melakukan riset kolaborasi dengan pemerintah daerah dalam pengembangan potensi dana Mbojo. Terutama masalah sistem birokrasi yang sangat feodalistik (sistem kekeluargaan dan persoalan uang sangat menggurita) sehingga sumber daya manusia yang cerdas dan tidak memiliki kedua dari itu, lebih cenderung  tidak akan memilih untuk kembali ke dana Mbojo sehingga menjadi masalah besar bagi percepatan pembangunan dana Mbojo.

- Orang-orang sukses dana Mbojo yang tersebar disuluruh Indonesia harus mau pulang kampung kembali ke dana Mbojo. Kita punya banyak Professor, Doktor, Pengusaha, Dokter,  tapi jarang yang ingin kembali ke dana Mbojo. Kami kira  ini patut menjadi pertimbangan sehingga dana Mbojo tidak merasa sendiri ditinggal oleh putra-putra terbaiknnya.



Beberapa Foto saat Agenda Berlangsung:

Ketua Umum PUSMAJA dan para pemateri dan sesepuh.

dr. Sitti Aisyah Sahidu, SU., M.Kes. saat menyerahkan cinderamata untuk Pror. Dr. Farouk Muhammad.

Ketua Umum PUSMAJA Mbojo-Yogyakarta M. Jamil, S.H. saat menyampaikan sambutan.

Bantuan Peningkatan Kualifikasi Akademik S-2 Bagi Guru Pendidikan Dasar Tahun 2016

Mendahului informasi resmi dari Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar,  Ditjen Guru dan  Tenaga  Kependidikan,  Kemdikbud  memberikan  dana  bantuan  peningkatan  kualifikasi akademik  S-2  bagi  guru  pendidikan  dasar  yang  bertugas  di  sekolah  dasar  (SD),  sekolah menengah pertama (SMP), sekolah dasar luar biasa (SDLB), dan sekolah menengah pertama luar biasa (SMPLB).

A. Persyaratan

  1. Guru  dikdas  yang  berstatus  sebagai  pegawai  negeri  sipil  (PNS)  atau   guru  tetap yayasan.
  2. Berusia maksimal 37 tahun pada saat penutupan pendaftaran yang dibuktikan dengan fotocopy kartu tanda penduduk.
  3. Lulusan jenjang sarjana (S-1) dari program studi yang relevan dan terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi  (BAN-PT).
  4. IPK minimal 2,75 (dalam skala nilai 0-4) yang dibuktikan dengan fotokopi ijazah dan transkrip  nilai yang  dilegalisasi oleh pejabat berwenang.
  5. Memiliki  pengalaman  mengajar  minimal  2  (dua)  tahun  yang  dibuktikan  dengan fotokopi SK pengangkatan pertama yang dilegalisasi oleh pejabat berwenang.
  6. Memperoleh  izin  untuk  mengikuti  program  peningkatan  kualifikasi  akademik  S-2, dibuktikan dengan Surat Tugas Belajar dari pejabat berwenang.
  7. Sanggup  dan  bersedia  mengikuti  studi  di  PTP  yang  ditunjuk  oleh  Direktorat Pembinaan  Guru  Pendidikan  Dasar,   Ditjen  Guru  dan  Tenaga  Kependidikan, Kemdikbud, yakni Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dengan menandatangani surat pernyataan bermaterai.

B. Pendaftaran Calon Peserta

Pendaftaran calon peserta dilakukan sebagai berikut.

  1. Guru dikdas yang berminat mengirimkan berkas pendaftaran ke Direktorat Pembinaan Guru  Dikdas  dengan  melampirkan  surat  rekomendasi  dari  dinas  pendidikan kabupaten/kota setempat.
  2. Berkas administrasi yang harus disertakan dalam pendaftaran sebagai berikut.

a.  Surat permohonan bantuan peningkatan kualifikasi akademik S-2 (diketahui atasan
langsung dan dinas pendidikan kabupaten/kota) kepada Direktur Pembinaan Guru
Dikdas.
b.  Surat  pernyataan  kesanggupan  studi  S-2  di  Perguruan  Tinggi  Penyelenggara,
yakni: Unesa, UM, UNY, dan UPI.
c.  Surat keterangan sehat dari dokter.
d.  Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).
e.  Pas poto berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 4 lembar.
f.  Daftar riwayat hidup.
g.  Fotocopy ijazah yang telah dilegalisasi (dengan cap basah).
h.  Fotocopy KTP.
i.  Fotocopy NPWP.
j.  Fotocopy SK pengangkatan pertama.
k.  Alamat pengiriman berkas Subdit  PKPKK Direktorat Pembinaan Guru Dikdas, Kompleks Kemdikbud Gedung D Lantai 15, Jalan Jenderal Sudirman Senayan Jakarta. Telp./Faks (021) 57974130. Pada  pojok  kanan  atas  amplop  pengajuan  berkas  ditulis  “BEASISWA  S-2”

BERKAS  PENDAFTARAN  DITERIMA  PANITIA  PENYELENGGARA  PALING
LAMBAT  25  MARET  2016  (STEMPEL  POS),  MELEWATI  BATAS  WAKTU  YANG
TELAH  DITETAPKAN   TIDAK  DIIKUTSERTAKAN  DALAM  PROSES  SELEKSI
SELANJUTNYA


  • Informasi resmi terdapat pada buku Pedoman Bantuan Peningkatan Kualifikasi Akademik S -2  Bagi  Guru  Pendidikan  Dasar  Tahun  2016  yang  Akan  diunggah  pada  Web  Direktorat


  • Jenderal  Guru  dan  Tenaga  Kependidikan  Kemdikbud  (http://gtk.kemdikbud.go.id)  atau Web  Program  Pascasarjana  Universitas  Negeri  Yogyakarta  (http://pps.uny.ac.id). Yogyakarta, 13 Februari 2016

PUSMAJA Mbojo-Yogyakarta: Dinamika Keilmuan Mahasiswa Mbojo di Yogyakarta

Suasana saat Penyampaian Materi.
Yogyakarta, pusmajambojojogja.or.id – Pengurus Pusat Studi Mahasiswa Pascasarjana (PUSMAJA) Mbojo-Yogyakarta Periode 2015-2017 menyelenggarakan Kajian Rutin pada Hari Sabtu, 20 Februari 2016 jam 20.00-selesai di Aula Asrama Mahasiswa “Putra Abdul Kahir” Bima Yogyakarta.

Tema yang diangkat dalam pertemuan ilmiah ini yakni “Meneropong Dinamika Keilmuan  Mahasiswa Dana Mbojo di Yogyakarta”, dengan menghadirkan pemateri yang berkompeten didalamnya yakni, pemateri pertama disampaikan oleh Syahrul Ramadhan, S.Pd., M.Pd. (Eks Ketua Umum PUSMAJA Mbojo-Yogyakarta / Kandidat Doktor pada Universitas Negeri Yogyakarta). Pemateri kedua yakni saudara Iskandar, S.Sos. (Mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta).

Dalam sambutan Ketua Umum  Pusat Studi Mahasiswa Pascasarjana (PUSMAJA) Mbojo-Yogyakarta saudara M. Jamil, S.H. mengatakan bahwasannya label kota Yogyakarta sebagai kota pendidikan menjadi eforia yang patut diacungi jempol, namun dengan label tersebut, seberapa kuat dan tangguh para mahasiswa yang kuliah di Yogyakarta mempertahankan itu semua. “Kota Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, apakah saat ini budaya-budaya keilmuan yang melekat di kota Yogyakarta masih tetap ada atau sebaliknya? Oleh karenanya, inilah yang perlu kita diskusikan agar lebih terang suatu masalahnya, kalau ada persoalan maka kita bisa tahu cara untuk mengatasinya,” ucap M. Jamil, S.H. dalam sambutannya.

Setelah diskusi panjang lebar, ternyata tradisi perkembangan dinamika keilmuan mahasiswa di Yogyakarta pada umumnya  mengalami suatu dinamika yang sangat misterius,  dimana keadaan sebenarnya mahasiswa di Yogyakarta pada era modern saat ini nilai-nilai tradisi keilmuannya dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Hal demikian ditandai dengan banyaknya kegiatan mahasiswa yang hanya berkumpul di café-café, angkringan, taman-taman tanpa membahas yang bernuansa akademis, mereka hanya sekedar bertemu membahas yang tidak penting  atau hanya sekedar mencari sensasi atau hiburan semata. Hal tersebut sangat mempengaruhi gaya hidup mahasiswa Dana Mbojo yang menempu studi di Derah Istimewa Yogyakarta. Kendala terparah saat ini matinya tradisi keilmuan dan tumbuh berkembang budaya hedonisme.

Dalam Konteks sejarah, Syahrul Ramadhan mengatakan bahwa mahasiswa dana Mbojo yang melanjutkan studinya di DIY tempo dulu, Pemuda/i yang dating benar-benar selektif, yakni hanyalah orang yang benar-benar ingin serius menuntut ilmu. Lain dengan kondisi saat ini, hampir semua kalangan sudah menginjak bangku kuliah. ditambah dilema kampus: pergeseran kebijakan oleh pihak kampus 70% kuliah. “Mahasiswa yang datang kuliah dulu sudah beda kondisinya dengan mahasiswa sekarang,” beber Syahrul.

Sementara Iskandar mengatakan ada 2 tipe mahasiswa dewasa ini, diantaranya tipe tradisional dan tipe organik. “Pada tipe tadisional, mahasiswa kecenderungan hanya memenuhi kebutuhan materi: uang, harta: rumah dan lain-lain. Pada tipe organik, mahasiswa memandang bahwa dunia akademis bukan hanya tampak pada dunia materi tapi sebenarnya sarana pergulakan budaya, ekonomi, pendidikan dan politik” ucap Iskandar.

Antusias para peserta sangat diskusi sangat tinggi, terbukti 50 orang peserta memadati ruang aula asrama,pesertanya yang terdiri dari berbagaimacam lembaga dibawah naungan KEPMA dan IKPM Dompu. Interaksi dua arah pun terjadi antara peserta dan pemateri.

Usai panjang-lebar melewati rangkaian diskusi ternyata telah ditemukan benang merah untuk meminimalisir persoalan-persoalan yang muncul. Itu diakui juga oleh Ketua Umum PUSMAJA Mbojo-Yogyakarta. “Semua dari runutan persoalan yang ada, salahsatu untuk meminimalisirnya adalah memfasilitasi wadah-wadah pertemuan ilmiah, agar tidak ada lagi waktu yang terbuang sia-sia, ini yang akan coba jadi komitmen PUSMAJA pada periode ini, yakni akan selalu membuat wadah-wadah pertemuan ilmiah semacam ini, mudah-mudahan niatan seperti ini selalu terus kita ingat, agar mahasiswa-mahasiswa Mbojo (Bima dan Dompu) lebih baik lagi,” ucap M. Jamil, S.H. usai diskusi berlangsung.

Pada kesempatan itu, hadir juga diantaranya Sekretaris PUSMAJA Mbojo-Yogyakarta saudara Andri Ardiansyah, Bendahara PUSMAJA Mbojo-Yogyakarta saudari Erni Yustissiani, bang Haerudin, bang Rimawan, Ketua KEPMA saudara Arif Rahman, dan para peserta yang lainnya.  [Tim Media PUSMAJA]

Suasana saat diskusi berlangsung.

Pelantikan Pengurus Baru PUSMAJA Mbojo-Yogyakarta Periode 2015-2016

Suasana usai acara Pelantikan
Yogyakarta, pusmajambojojogja.or.id – M. Jamil S.H. resmi menahkodai Pusat Studi Mahasiswa Pascasarjana (PUSMAJA) Mbojo-Yogyakarta yang ditandai dengan dilantiknya kepengurusan Pusat Studi Mahasiswa Pascasarjana (PUSMAJA) Mbojo-Yogyakarta Periode 2015-2017 pada Hari Sabtu, 2 Januari 2016 di Gedung Kuliah GKT 102 Kampus STIE YKPN, Seturan Yogyakarta.

Saat ini M. Jamil, S.H. sedang melangsungkan studinya pada Program Pascasarjana Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM). Lelaki yang semasa kuliah S1 di Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, ini merupakan pria berasal dari desa Ncera, kecamatan Belo, kabupaten Bima, provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Acara ini, selain pelantikan juga dirangkaikan dengan Peluncuran Website www.pusmajambojojogja.or.id dan Diskusi Publik.

Meski penyajian kegiatan sudah dipersiapkan dengan matang, dalam kesempatan saat laporan panitia, ketua panitia penyelenggara menyampaikan maaf serta ucapan terimakasih pada seluruh tamu undangan, “Saya ucapkan terimakasih atas kehadiran semua pihak. Saya juga ucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila penyajian atau penyambutan dalam acara ini ada hal-hal yang kurang berkenan di hati para hadirin,” beber Ketua Panitia Penyelenggara Pelantikan kepengurusan Pusat Studi Mahasiswa Pascasarjana (PUSMAJA) Mbojo-Yogyakarta Periode 2015-2017, saudara M. Rimawan, S.E. saat sambutannya.

Pelantikan PUSMAJA Mbojo-Yogyakarta 2015-2017
Kepengurusan Pusat Studi Mahasiswa Pascasarjana (PUSMAJA) Mbojo-Yogyakarta Periode 2015-2017 dilantik oleh ketua Forum Silaturrahmi Weki Ndai Mbojo Yogyakarta, yakni ibu dr. Sitti Noor Zaenab, M.Kes., “Dengan berakhirnya pembacaan ikrar pelantikan ini, maka secara resmi M. Jamil dan jajarannya telah resmi menjadi pengurus Pusat Studi Mahasiswa Pascasarjana (PUSMAJA) Mbojo-Yogyakarta Periode 2015-2017, semoga kalian amanah,” ungkap dr. Sitti Noor Zaenab, M.Kes. usai membacakan ikrar pelantikan kepengurusan.

M. Jamil dalam sambutannya menyoroti kondisi bangsa saat ini dan optimis terhadap bangsa Indonesia kedepan. “Sudah menjadi rahasia umum bahwa kondisi bangsa Indonesia saat ini sangat jauh dari harapan, kita boleh pesimis dengan kondisi negara saat ini, namun jangan sekali-sekali mengatakan hal yang sama pada Bangsa Indonesia 10 tahun kedepannya, kita harus optimis dengan kondisi bangsa kedepannya, bangsa Indonesia kedepannya akan lebih besar dan jaya karena bangsa Indonesia kedepannya akan berada ditangan-tangan para pemuda saat ini, yakni pemuda-pemuda yang mempunyai misi yang besar untuk kejayaan Indonesia, sebagian besar dari pemuda itu adalah para mahasiswa-mahasiswa yang hadir pada ruangan saat ini, oleh karena itu kita harus optimis dan berkontribusi sebisa serta dengan kadar kemampuan kita masing-masing,” cetus M. Jamil, S.H. saat sambutan pertamanya secara resmi pada kepengurusan periode 2015-2017.

Peluncuran Website PUSMAJA
Secara simbolis peluncuran website diresmikan oleh salahsatu senior Pusat Studi Mahasiswa Pascasarjana (PUSMAJA) Mbojo-Yogyakarta yakni Ashadi, SKM. “Dengan saya membalikkan kertas bergambar website ini, maka dengan ini website www.pusmajambojojogja.or.id telah resmi diluncurkan,” ucap Ashadi, SKM. diikuti oleh riuk-riuk tepuk tangan dari seluruh hadirin.

Peluncuran website dipresentasikan oleh Nawasyarif, S.Pd. sebagai koordinator bidang Humas, Media dan Publikasi pengurus Pusat Studi Mahasiswa Pascasarjana (PUSMAJA) Mbojo-Yogyakarta Periode 2015-2016. “Dengan adanya website PUSMAJA harapannya lebih mempermudah penyaluran aspirasi para anggota PUSMAJA,” ungkap Nawassarif, S.Pd.

Ketua umum PUSMAJA Mbojo-Yogyakarta beberkan beberapa agenda inti yang akan dilaksanakan satu periode kedepan. “Ada beberapa agenda inti yang insya Allah akan dilaksanakan pada periode 2015-2016, diantaranya, pembuatan website PUSMAJA, penerbitan buku serta penerbitan Jurnal Ilmiah. Roh yang mendasar adalah tiga point penting tersebut, mudah-mudahan agenda yang dicanangkan tersebut bisa dimudahkan dalam pelaksanaannya. Aamiin. Kalau pun ada agenda-agenda yang lain yang ingin dicanangkan, maka akan lebih memfokuskan untuk mendukung program-program inti tersebut, semisalnya ingin mengadakan pelatihan-pelatihan serta kajian-kajian rutis, pengajian, maupun beragam bakat dan minat yang disalurkan, pada ending akhirnya diharapkan program pendukung tersebut menguatkan kecerdasan dan kemahiran para anggota PUSMAJA untuk menuangkan gagasan-gagasannya dalam bentuk tulisan. Tulisan tersebut baik disalurkan melalui website maupun dituangkan kedalam buku atau Jurnal Ilmiah. Alhamdulillah pembuatan website telah dilaksanakan,” beber M. Jamil, S.H. disela-sela acara berlangsung.

Dialog Publik Menyoroti Kepemimpinan dan Dana Desa
Diskusi Publik dengan mengangkat tema “Menjawab Kekhawatiran Dana Desa, Kepemimpinan Transformasional dan Karakteristik Kepribadian”, dengan menghadirkan para pemateri yang berkompeten diantaranya,  Dr. Efraim Ferdinand Giri, M.Si.,Ak.CA., (Dosen / Ketua III STIE YKPN Yogyakarta), Dra. Siti Alfajar, M.Si., (Dosen STIE YKPN Yogyakarta) dan Firman, SE., MPH. (Mahasiswa Program Doktor pada Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada), serta didampingi oleh seorang moderator yakni Muhammad Al-Isyar, SKM.

Pemateri pertama, Dr. Efraim Ferdinand Giri, M.Si.,Ak., CA. menyampaikan materi “Dana Desa untuk Kesejahteraan Rakyat Desa”. “Filosofi Dana Desa yakni meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan desa melalui peningkatan pelayanan publik di desa, memajukan perekonomian desa, mengatasi kesenjangan pembangunan antar desa serta memperkuat masyarakat desa sebagai subjek pembangunan” ungkapnya.

Pada pemateri kedua, Dra. Siti Alfajar, M.Si. menyampaikan materi ‘Kepemimpinan Transformasional dan Karakteriik Kepribadian’. Saat penyampaian materi beliau mengatakan, “Implikasi managerial dengan adanya hubungan antara kepemimpinan transformasional dan karakeristik kepribadian ini, maka muncul kebutuhan konsep kepemimpinan untuk menghadapi perubahan lingkungan yang terus berlangsung. Konsep kepemimpinan tersebut dapat digunakan  dalam proses seleksi dan pelatihan terhadap calon pemimpin dalam suatu organisasi,” bebernya dengan penuh semangat.

Pemateri terakhir, Firman, SE., MPH. menyampaikan materi ‘Dana Desa dan Pelayanan Kesehatan’. Firman dalam penyampaiannya mengatakan, “Pembangunan bangsa Indonesia harus mulai dari desa. Kita juga harus menjadikan desa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi. Selain itu, desa sekarang sudah menjadi suatu Miniatur Kabupaten,” imbuhnya.

Hadir dalam seluruh rangkaian kegiatan tersebut, Ketua Demisioner PUSMAJA Mbojo Yogyakarta Syahrul Ramadhan, S.Pd., M.Pd., ketua awarde Penerima beasiswa LPDP Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta saudara Anis Bulan. Senior PUSMAJA Mbojo Yogyakarta Ashadi, SKM., Wildanul Hakim. Selain itu, para sesepuh weki Ndai Mbojo juga luangkan waktu dalam perhelatan tersebut, diantaranya Buhari, S.T., dr. Sitti Noor Zaenab, M.Kes., dan beberapa sesepuh lainnya.

Berikut struktur pengurus baru Pusat Studi Mahasiswa Pascasarjana (PUSMAJA) Mbojo-Yogyakarta periode 2015-2016.
Pelindung : 
1. Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat
2. Pemerintah Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
3. Pemerintah Daerah Kabupaten Bima
4. Pemerintah Daerah Kota Bima
5. Pemerintah Daerah Kabupaten Dompu
Penasehat :  
1. dr. Sitti Noor Zaenab, M.Kes.
2. dr. Sitti Aisyah Sahidu, SU.
3. Dra. Siti Al Fajar, M.Si.
4. Bukhari, ST.
5. Drs. Erwin Nizar, M.Si.
Pengurus Harian: 
Ketua Umum : M. Jamil, S.H.
Sekretaris         : Andri Ardiansyah, S.Pd.I.
Bendahara : Erni Yustissiani, S.Pd.

Bidang-Bidang:
1. Bidang Kajian dan Riset
Koordinator : Muhammad Al-Isyar, SKM.
Anggota   :
1. Nurul Fauziah, S.Pd.I.
2. Farhatush Shoalihat, S.SI.
3. Khuzaifah, S.Pd.
4. Ainun Fitriani, S.Pd.
5. Aris Iwansyah, S.Kep.
6. Ahmad Firdaus, S.Pd.
 
2. Bidang Kerohanian
Koordinator : Yan Saputra, S.Pd.I.
Anggota         :
1. Ismail, S.H.I.
2. Ikhlas, S.Pd.I.
3. Rahayu Fahmi, S.Pd.
4. Muhammad Alfian, S.Pd.I.
5. Kurnia Elisa Putri, S.Pd.
 
3. Bidang Bakat dan Minat
Koordinator : Imam Julfikar, S.Pd.
Anggota          :
1. Munazar, S.Psi.
2. Nurwahidah, S.Pd.
3. M. Rimawan, SE.,AK.
4. Nining Iriani, S.Pt.
5. Titin Untari, S.Pd.

4. Bidang Humas, Media dan Publikasi
Koordinator : Nawassyarif, S.Kom.
Anggota          :
1. Adi Mawardin, ST.
2. Ihsan Ahmad, S.Pd.
3. Iskandar, S.Sos.
4. Anis Bulan, S.Pd.
5. Furqon, S.Sos.I.
6. Firdaus, S.Sos.

[Tim Media PUSMAJA]

PUSMAJA Mbojo-Yogyakarta: Selamat atas Gelar Baru yang di Raih Pak Arif Rahman dan Khairunnisa di UGM

Arif Rahman, Khairunnisa dan keluarga PUSMAJA.
Yogyakarta, pusmajambojojogja.or.id – Rombongan keluarga besar Pusat Studi Mahasiswa Pascasarjana (PUSMAJA) Mbojo Yogyakarta menghadiri dan mengucapkan selamat atas wisudanya Arif Rahman, S.K.M., M.P.H. dan Khairunnisa, S.Pd., M.Cs. pada hari hari Selasa, 19 Januari 2016 di Univrsitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Wisuda berlangsung di Gedung Grhasaba Pramana Univrsitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Bapak Arif Rahman, S.K.M., M.P.H. dan Khairunnisa, S.Pd., M.Cs.  merupakan anggota Pusat Studi Mahasiswa Pascasarjana (PUSMAJA) Mbojo Yogyakarta.

Satu persatu anggota Pusat Studi Mahasiswa Pascasarjana (PUSMAJA) Mbojo Yogyakarta yang sempat hadir turut serta memberikan ucapan selamat atas wisudanya bapak Arif Rahman, S.K.M., M.P.H. dan Khairunnisa, S.Pd., M.Cs.. Tidak lupa juga ketua umum PUSMAJA Mbojo-Yogyakarta sempatkan hadir dan memberikan selamat. “Selamat dan sukses atas gelar baru yang di raih oleh pak Arif Rahman, S.K.M., M.P.H. dan saudari Khairunnisa, S.Pd., M.Cs. semoga kedepannya makin sukses lagi, dan semoga dengan peristiwa ini menjadi salahsatu inspirasi bagi mahasiswa Bima yang ada di Yogyakarta, khususnya teman-teman PUSMAJA, agar selalu bersungguh-sungguh untuk cepat menyelesaikan studinya, supaya cepat-cepat mengabdikan dirinya pada tanah kelahiran, bangsa dan negara. Amin”, ungkap ketua umum Pusat Studi Mahasiswa Pascasarjana (PUSMAJA) Mbojo Yogyakarta M. Jamil, S.H. pada 19 Januari 2016 usai acara wisuda berlangsung.

Selain ketua umum PUSMAJA Mbojo Yogyakarta M. Jamil, S.H., hadir juga dalam acara wisuda tersebut diantara sekretaris PUSMAJA Mbojo Yogyakarta saudara Andri Ardiansyah, S.Pd.I., bendahara PUSMAJA Mbojo Yogyakarta saudari Erni Yustissiani, S.Pd., koordinator bidang Humas, Media dan Publikasi saudara Nawassyarif, S.Kom.,  serta seluruh anggota PUSMAJA Mbojo Yogyakarta.

Tepat sore hari usai acara wisuda tersebut, bapak Arif Rahman, S.K.M., M.P.H. dan saudari Khairunnisa, S.Pd., M.Cs. menjamu mahasiswa Bima yang ada di Yogyakarta pada salahsatu rumah makan di Yogyakarta, sebagai ucapan syukur atas wisudanya. [Tim Media PUSMAJA]