Home » , , » PUSMAJA Mbojo-Yogyakarta: Dinamika Keilmuan Mahasiswa Mbojo di Yogyakarta

PUSMAJA Mbojo-Yogyakarta: Dinamika Keilmuan Mahasiswa Mbojo di Yogyakarta

Suasana saat Penyampaian Materi.
Yogyakarta, pusmajambojojogja.or.id – Pengurus Pusat Studi Mahasiswa Pascasarjana (PUSMAJA) Mbojo-Yogyakarta Periode 2015-2017 menyelenggarakan Kajian Rutin pada Hari Sabtu, 20 Februari 2016 jam 20.00-selesai di Aula Asrama Mahasiswa “Putra Abdul Kahir” Bima Yogyakarta.

Tema yang diangkat dalam pertemuan ilmiah ini yakni “Meneropong Dinamika Keilmuan  Mahasiswa Dana Mbojo di Yogyakarta”, dengan menghadirkan pemateri yang berkompeten didalamnya yakni, pemateri pertama disampaikan oleh Syahrul Ramadhan, S.Pd., M.Pd. (Eks Ketua Umum PUSMAJA Mbojo-Yogyakarta / Kandidat Doktor pada Universitas Negeri Yogyakarta). Pemateri kedua yakni saudara Iskandar, S.Sos. (Mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta).

Dalam sambutan Ketua Umum  Pusat Studi Mahasiswa Pascasarjana (PUSMAJA) Mbojo-Yogyakarta saudara M. Jamil, S.H. mengatakan bahwasannya label kota Yogyakarta sebagai kota pendidikan menjadi eforia yang patut diacungi jempol, namun dengan label tersebut, seberapa kuat dan tangguh para mahasiswa yang kuliah di Yogyakarta mempertahankan itu semua. “Kota Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, apakah saat ini budaya-budaya keilmuan yang melekat di kota Yogyakarta masih tetap ada atau sebaliknya? Oleh karenanya, inilah yang perlu kita diskusikan agar lebih terang suatu masalahnya, kalau ada persoalan maka kita bisa tahu cara untuk mengatasinya,” ucap M. Jamil, S.H. dalam sambutannya.

Setelah diskusi panjang lebar, ternyata tradisi perkembangan dinamika keilmuan mahasiswa di Yogyakarta pada umumnya  mengalami suatu dinamika yang sangat misterius,  dimana keadaan sebenarnya mahasiswa di Yogyakarta pada era modern saat ini nilai-nilai tradisi keilmuannya dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Hal demikian ditandai dengan banyaknya kegiatan mahasiswa yang hanya berkumpul di café-café, angkringan, taman-taman tanpa membahas yang bernuansa akademis, mereka hanya sekedar bertemu membahas yang tidak penting  atau hanya sekedar mencari sensasi atau hiburan semata. Hal tersebut sangat mempengaruhi gaya hidup mahasiswa Dana Mbojo yang menempu studi di Derah Istimewa Yogyakarta. Kendala terparah saat ini matinya tradisi keilmuan dan tumbuh berkembang budaya hedonisme.

Dalam Konteks sejarah, Syahrul Ramadhan mengatakan bahwa mahasiswa dana Mbojo yang melanjutkan studinya di DIY tempo dulu, Pemuda/i yang dating benar-benar selektif, yakni hanyalah orang yang benar-benar ingin serius menuntut ilmu. Lain dengan kondisi saat ini, hampir semua kalangan sudah menginjak bangku kuliah. ditambah dilema kampus: pergeseran kebijakan oleh pihak kampus 70% kuliah. “Mahasiswa yang datang kuliah dulu sudah beda kondisinya dengan mahasiswa sekarang,” beber Syahrul.

Sementara Iskandar mengatakan ada 2 tipe mahasiswa dewasa ini, diantaranya tipe tradisional dan tipe organik. “Pada tipe tadisional, mahasiswa kecenderungan hanya memenuhi kebutuhan materi: uang, harta: rumah dan lain-lain. Pada tipe organik, mahasiswa memandang bahwa dunia akademis bukan hanya tampak pada dunia materi tapi sebenarnya sarana pergulakan budaya, ekonomi, pendidikan dan politik” ucap Iskandar.

Antusias para peserta sangat diskusi sangat tinggi, terbukti 50 orang peserta memadati ruang aula asrama,pesertanya yang terdiri dari berbagaimacam lembaga dibawah naungan KEPMA dan IKPM Dompu. Interaksi dua arah pun terjadi antara peserta dan pemateri.

Usai panjang-lebar melewati rangkaian diskusi ternyata telah ditemukan benang merah untuk meminimalisir persoalan-persoalan yang muncul. Itu diakui juga oleh Ketua Umum PUSMAJA Mbojo-Yogyakarta. “Semua dari runutan persoalan yang ada, salahsatu untuk meminimalisirnya adalah memfasilitasi wadah-wadah pertemuan ilmiah, agar tidak ada lagi waktu yang terbuang sia-sia, ini yang akan coba jadi komitmen PUSMAJA pada periode ini, yakni akan selalu membuat wadah-wadah pertemuan ilmiah semacam ini, mudah-mudahan niatan seperti ini selalu terus kita ingat, agar mahasiswa-mahasiswa Mbojo (Bima dan Dompu) lebih baik lagi,” ucap M. Jamil, S.H. usai diskusi berlangsung.

Pada kesempatan itu, hadir juga diantaranya Sekretaris PUSMAJA Mbojo-Yogyakarta saudara Andri Ardiansyah, Bendahara PUSMAJA Mbojo-Yogyakarta saudari Erni Yustissiani, bang Haerudin, bang Rimawan, Ketua KEPMA saudara Arif Rahman, dan para peserta yang lainnya.  [Tim Media PUSMAJA]

Suasana saat diskusi berlangsung.

1 komentar: