Home » , , » PUSMAJA Mbojo-Yogyakarta Gelar Diskusi Sejarah Islam Dana Mbojo

PUSMAJA Mbojo-Yogyakarta Gelar Diskusi Sejarah Islam Dana Mbojo

Suasana saat Diskusi PUSMAJA.
Yogyakarta, pusmajambojojogja.or.id – Pengurus Pusat Studi Mahasiswa Pascasarjana (PUSMAJA) Mbojo-Yogyakarta Periode 2015-2017 menyelenggarakan Kajian Rutin pada Hari Kamis, 10 Maret 2016 jam 20.00-selesai di Aula Asrama Mahasiswa “Putra Abdul Kahir” Bima Yogyakarta.

Tema yang diangkat dalam pertemuan ilmiah ini yakni “Islam di Dana Mbojo”, dengan menghadirkan pemateri yang berkompeten didalamnya yakni, pemateri pertama disampaikan oleh Muhammad Al-Irsyad, S.K.M. (Koordinator Bidang Kajian dan Riset Pusat Studi Mahasiswa Pascasarjana (PUSMAJA) Mbojo-Yogyakarta). Pemateri kedua yakni saudara Yan Yanz Supriatman, S.Pd.I. (Koordinator Bidang Kerohanian Pusat Studi Mahasiswa Pascasarjana (PUSMAJA) Mbojo-Yogyakarta).

Di sela-sela acara berlangsung, Ketua Umum  Pusat Studi Mahasiswa Pascasarjana (PUSMAJA) Mbojo-Yogyakarta saudara M. Jamil, S.H. mengatakan bahwasannya diskusi semacam ini perlu untuk dilakukan secara terus menerus agar kesadaran kita sebagai warga Mbojo terus terpacu untuk mengetahui dan memahami seutuhnya tentang Mbojo, “mari kita terus memacu semangat kita untuk mengetahui lebih jauh tentang identitas kita sebagai orang mbojo,” ucap M. Jamil, S.H.


Pemateri pertama saudara Muhammad Al-Irsyad, S.K.M. menyampaikan beberapa point penting terkait keislaman di Mbojo. “Agama lahir sebagai penyelaras hubungan manusia dengan manusia, dengan alam, dan dengan tuhan itu sendiri. Agama pada prinsip dapat digunakan untuk menjadi alat pemersatu sehingga problem yang ada dalam kehidupan masyarakat bisa terselasaikan dan diselaraskan. Bima dengan mayoritas  Islam harusnya bisa menciptakan kedamaiaan dan membawa kesejateraan bagi seluruh masyarakat. Agama harus mampu dijadikan sebagai fondasi terutama persoalan moral dan etika. Masyarakat harus mampu menjadikan agama sebagai pilar proses harmonisasi kehidupan masyarakat. Agama tidak boleh ditempatkan pada ruang yang hampa. Agama memiliki ruang yang luas.” Beber Muhammad Al-Irsyad, S.K.M. dalam pemaparannya.


Sementara pemateri kedua, selaku Koordinator Bidang Kerohanian Pusat Studi Mahasiswa Pascasarjana (PUSMAJA) Mbojo-Yogyakarta saudara Yan Yanz Supriatman, S.Pd.I. memaparkan bahwasannya menelaah kembali kecerdasan dan kearifan lokal (local wisdom) yang mulai lemah dan tercabut dari akar budayanya oleh datangnya westernisani dan modernisasi di era globalisasi dewasa ini. Kita cenderung lupa dan meninggalkan warisan leluhur kita yang sangat berharga, sehingga kita tidak tahu lagi apa yang telah diwariskan oleh para leluhur kita dahulu. Padahal kita menikmati hidup sekarang berkat kerja keras yang dilakukan oleh para leluhur dan pelaku sejarah di masa lalu. “Kesadaran sejarah adalah cerminan dari kesadaran akan identitas dan nilai. Sadar sejarah berada, merupakan sadar bahwa kita adalah siapa, dari mana, dan untuk apa.” Cetus saudara Yan Yanz Supriatman, S.Pd.I. dalam pemaparannya.

Antusias para peserta sangat diskusi sangat tinggi dan tidak bisa di elakkan, terbukti kurang lebih 50 orang peserta memadati ruang aula asrama, pesertanya yang terdiri dari berbagaimacam lembaga dibawah naungan KEPMA dan IKPM Dompu. Interaksi dua arah pun terjadi antara peserta dan pemateri.

Pada kesempatan itu, hadir juga diantaranya Bendahara PUSMAJA Mbojo-Yogyakarta saudari Erni Yustissiani, Ketua KEPMA Bima-Yogyakarta saudara Arif Rahman.

Apabila pembaca ingin mengetahui dan membaca makalah pada acara tersebut, silakan klik di sini dan klik di sini. [Tim Media PUSMAJA].


0 komentar:

Posting Komentar